Minggu, 14 November 2010

crita traju krakal

Objek Wisata Baru di Bumijawa

Selama ini jika kita bicara objek wisata di Tegal bagian selatan adalah Pemandian Air Panas Guci.Namun sekarang ada objek wisata baru yang terletak di Bumijawa. Namanya Sulaku Bumijawa Park.
Objek wisata ini bisa memecah keramaian dan kemacetan Guci terutama saat lebaran.

Selain udara yang sejuk dan segar, di sana tersedia berbagai fasilitas seperti kolam pemandian (air dingin) dengan prosotan dan ember tumpah, ada flying fox bahkan 2 tempat, ada kolam pemancingan, mengendarai atv di kebun strawberi, aneka bibit pertanian dan bunga, bahkan ada pula jamu tradisional, dll.
Namun karena masih baru jadi masih banyak dilakukan pembenahan dan penambahan fasilitas baru.
Nah, bagi anda yang mau berlibur bersama keluarga, di sini bisa menjadi tempat wisata alternatif selain Guci.

Rabu, September 15, 2010

Bronjong

Orang Krakal dan sekitarnya pasti mengenal tempat yang bernama Bronjong. Bronjong adalah kali di sebelah utara pasar Indrakila (bagian dari kali Kedungbener) yang sejak aku kecil tepinya diberi beronjong untuk mencegah erosi.Waktu aku kecil Bronjong adalah tempat favorit untuk mandi, karena airnya yang dalam. Kami biasa mandi dan bermain di sana berjam-jam sampai kulit berwarna ungu (saking hitamnya kepanasan). Kami melompat dari jalan raya ke kali dengan sensasi yang luar biasa karena tebingnya yang tinggi.
Sekarang Bronjong sudah tidak begitu dalam. Mungkin karena pendangkalan atau debit airnya yang menurun. Hal ini bisa disebabkan penggundulan hutan di daerah hulu sungai Kedungbener. Bahkan sempat terjadi banjir bandang pada bulan Mei lalu.
Bronjong sekarang sudah tidak dipakai untuk mandi, tetapi menjadi tempat pemancingan umum walaupun aku tak yakin banyak ikannya. Di situ terdapat himbauan yang dibuat oleh Karang Taruna Indera Bhakti Krakal SubRW IV yang berisi larangan mencari ikan dengan racun, strum, peledak, dll. Hal ini sangat baik sebagai salah satu usaha menjaga kelestarian lingkungan.
Selamat memancing ria!

Minggu, Agustus 29, 2010

Mudik

Setiap akhir bulan Ramadhan orang-orang disibukkan oleh sebuah kegiatan yang bernama mudik. Tak terkecuali saya.
Menyebut kata mudik, bayangan masa kecil menerawang di atas kepala.
Riuh rendahnya atau tepatnya bisingnya suara bedug di masjid yang dipukul tepat jam 12 malam sehabis tadarusan, yang tujuannya membangunkan orang untuk sahur, walaupun kenyataannya belum waktunya. Bahkan kadang-kadang saking gaduhnya menyebabkan pak kyai marah. Hal tersebut masih jelas tergambar di dalam ingatan. Setelah capek memukuli bedug dengan sekuat tenaga lalu pulang untuk makan sahur. Ya, waktu masih jam 1, tidak seperti sekarang waktu sahur dihabiskan sampai imsak. Kemudian kembali lagi ke masjid untuk meneruskan tidur sampai pagi.Mudik adalah pulang.Pulang ke orang tua. pulang ke saudara sanak famili. Pulang ke kampung halaman. Pulang dengan segenap rindu dendam. Walau di hati ada beban. Tak bisa bahagiakan orang tua, tak bisa berbuat banyak untuk saudara sanak familinya. Tak punya andil bagi kampung halamannya.
Orang tua, saudara sanak famili, kampung halaman adalah tempat di mana kita pulang.
Seperti saat ditanya apa fungsi rumah. Selain jawaban yang sangat normatif menurutku rumah adalah tempat kita pulang.
Orang tua, saudara sanak familì, kampung halaman adalah adalah 'rumah' tempat kita pulang setelah pergi ratusan kilo meter mencari nafkah. Itulah mudik.
Aku juga akan mudik, insya Alloh.

Selasa, Agustus 17, 2010

Kolang kaling si Buah Tajil

Siapa yang tak kenal kolang kaling, cemilan putih transparan yang rasanya kenyal dan segar yang biasa dibuat kolak atau manisan saat bulan Ramadhan.
Kolang kaling adalah buah dari pohon aren (arenga pinnata).
Kolang kaling mengandung kadar air yang sangat tinggi yaitu mencapai 93,8%. Zat gizi yang terkandung pada kolang kaling adalah protein 0,69%, 4 gram karbohidrat, kadar abu sekitar 1 gram, dan serat kasar 0,95 gram.
Karena mengandung karbohidrat maka dapat menimbulkan rasa kenyang, hal ini baik untuk orang yang sedang diet. Selain itu juga membantu proses pencernaan makanan karena mengandung serat.Di bulan Ramadhan ini permintaan kolang kaling meningkat seperti yang dikatakan oleh pembuatnya di desa Dukuhtengah, Bojong, Tegal ketika kutanyakan mengapa membuatnya hanya saat bulan puasa. Katanya lagi, di lain bulan puasa harganya murah. Harga di tempat pembuatnya hanya Rp 7.000,- sedangkan di pasar mencapai Rp 10.000,-.
Untuk bisa dimakan, biji yang bergetah gatal saat masih mentah ini harus dibakar atau direbus selama 2 jam.
Nah, selamat berbuka puasa dengan kolak kolang kaling.

Senin, November 16, 2009

Nonton Lomba Burung Berkicau

Hari Minggu kemarin (15/11/2009) saya menonton lomba burung berkicau di halaman belakang Kantor Dinas Perikanan Purbalingga. Asyik, itu kesan yang saya dapat. Ada burung yang berkicau sambil berlompatan, ada yang sambil mengepakkan sayapnya, bahkan ada yang berkicau seperti sedang mabuk. Tapi sayang aku tak paham nama-nama burung itu walaupun sejatinya sudah diumumkan pengeras suara namun aku kurang jelas menangkapnya. Namun ada hal yang yang sangat mengganggu kenikmatan menonton saya yaitu suara teriakan pemilik burung tersebut kepada juri penilai supaya memperhatikan dan menilai burungnya masing-masing. Suara tersebut sangat gaduh bahkan banyak juga yang menggunakan peluit. Apa memang seperti itu adatnya? Soalnya aku baru sekali ini menontonnya. Apa tidak sebaiknya pemilik burung mempercayakan penilai tanpa teriakan. Apa tanpa teriakan penilai tak bisa bekerja secara profesional dan tak bisa dipercaya? Atau memang sudah menjadi budaya kita sulit mempercayai orang lain, suka mengatur, menilai sebelum pekerjaan selesai, dan senang berkomentar?

Sabtu, September 19, 2009

Selamat Idul Fitri 1430 H

Allohu Akbar, Allohu Akbar, Allohu Akbar. Allohu Akbar walillahilhamd. Seiring takbir berkumandang menggema di relung jiwa, saya dengan segenap kerendahan hati mengucapkan "Taqobalallohu mina waminkum taqobal ya karim, kulla 'amin waantum bikhairin, shiyamana washiyamakum. Selamat Idul Fitri 1430 H, Mohon Maaf Lahir dan Batin"

Rabu, Agustus 26, 2009

Jalur Alternatif Mudik 2009 ke Purbalingga, Purwokerto, Kebumen dan sekitarnya (Mudik sambil Refreshing)

Bagi anda yang akan mudik menuju Purwokerto, Purbalingga, Kebumen dan sekitarnya, anda bisa mencoba melewati jalur alternatif berikut yaitu dari Slawi-Yomani (Yamansari) belok kiri arah Guci (Wisata Pemandian Air Panas)-Tuwel-Karangsari-Pulosari-Pratin-Selaganggeng (Mrebet)-Purbalingga. Jalur ini akan menghindari kemacetan di Bumiayu. Untuk melanjutkan ke Kebumen ambil jurusan Banjarnegara, di pertigaan setelah SPBU Mandiraja belok kanan menuju Bendungan Sempor lalu Gombong. Jalur ini akan menghindari kemacetan di Buntu, Kemranjen atau Sumpiuh. Selama dalam perjalanan itu mata anda akan dimanja oleh pemandangan yang sangat indah serta udara yang sejuk di lereng Gunung Slamet. Namun melewati jalur ini dibutuhkan kondisi yang prima baik pengendara maupun kendaraannya, karena walaupun sebagian besar jalan beraspal hotmix tapi anda akan melewati tanjakan, turunan, dan belokan yang tajam, serta jalan yang agak sempit. Jalan yang rusak terdapat di wilayah Pulosari. Anda akan melewati kebun stroberi, pinggir hutan pinus, damar, serta pintu belakang Wana Wisata Baturaden. Di jalur itu juga ada beberapa alternatif jalur, bisa lewat Moga, Randudongkal, atau Gua Lawa Karangreja yang nantinya lewat Bobotsari lalu Purbalingga. Sekali lagi karena melewati jalan desa maka kondisi pengendara harus benar-benar fit supaya tidak lengah dalam menghadapi tanjakan, turunan, dan belokan yang tajam dan jangan ceroboh. Kendaraan pun harus sehat, bensin dan ban harus dipersiapkan dahulu untuk menghindari kehabisan bensin dan ban bocor sebab penjual bensin dan tambal ban jaraknya agak jauh-jauh. Nah, berani mencoba? Hati-hati dan waspada!

Membangun tapi....

Pasir adalah bahan bangunan yang sangat vital. Tanpa pasir bangunan tak bisa berdiri. Di daerahku jika akan membangun rumah atau bangunan lain pasir dibeli dari daerah lain tentunya dengan harga yang mahal. Untuk mengganti fungsi pasir yang mahal tersebut digunakanlah tras. Tras adalah tanah pasir yang diambil dari dalam tanah. Umumnya berwarna kecoklatan. Tras ini diambil dengan menggali bukit yang mengandung tras. Tidak semua bukit mengandung tras. Setelah digali bukit akan bertebing tegak penuh lubang bahkan ada yang seperti gua. Tentu ini sangat membahayakan bagi penggalinya dan tentunya juga lingkungan menjadi rusak. Tapi memang dilematis, di satu sisi sangat dibutuhkan di sisi lain menyebabkan kerusakan lingkungan. Di satu pihak bisa menggerakkan ekonomi kerakyatan dan wira usaha dengan usaha produksi batako atau penjualan tras dan batu itu sendiri di pihak lain berapa kerugian yang harus dibayar dengan adanya kerusakan lingkungan tersebut serta bencana yang sewaktu-waktu bisa timbul. Walohu a'lam bishowab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar